TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
KEBUDAYAAN ARGENTINA
Nama : Nabila Shadrina
NPM : 17114709
Kelas : 1KA26
Keindahan
A.Keindahan
dan Estetika
1. Konsep
Keindahan
Kata
keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek,
dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni,
pemandangan alam, manusia, rumah, tatanan, perabot rumah tangga, suara, warna,
dan sebaginya. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas
keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi,
sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan
merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia.
Dimanapun
kapan pun dan siapa saja dapat menikniati keindahan. Keindahan adalah identik
dengan kebenaran. Keindahan kebenaran dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya
mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tank yang selalu
bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak indah. Karena 1 itu
tiruan lukisan Monalisa’tidak indah, karena dasamya tidak benar. Sudah tentu
kebenaran disini bukan kebenaran ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep seni.
Dalam seni, seni berusaha memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang
diungkapkan. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak terikat oleh
selera perseorangan, waktu dan tempat, selera mode, kedaerahan atau lokal.
APAKAH
KEINDAHAN ITU ?
Sebenamya
sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan itu suatu
konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas. Keindahan itu
bare jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud atau suatu
karya. Dengan kata lain keindahan itu barn dapat dinikmati jika dihubungkan
dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat berkomunikasi. Jadi,
sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi jelas bagi kita jika
berbicara mengenai sesuatu yang indah.
Jadi
keindahan pada dasamya adalah sejumlah kwalita, pokok tertentu yang terdapat
pada suatu hal. Kwalita yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity),
keselarasan (harmony), kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan
perlawanan (contrast). Dan ciri itu dapat diambil kesimpulan, bahwa keindahan
tersusun dari berbagai keselarasan dan kebaikan dari garis, wama, bentuk, nada
dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat, bahwa keindahan adalah suatu kumpulan
hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan
Si pengamat.
2. Estetika
dan Estetis
Dilihat dari perspektif sejarahnya,
estetika merupakan cabang dari filsafat atau biasanya disebut dengan filsafat
keindahan. Pada mulanya estetika disebut dengan istilah keindahan (beauty).
Sementara istilah estetika baru digunakan sekitar abad ke-18.
Akar kata beauty (Gie,
1996:17) berasal dari kata Latin bellum dan akar katanya
adalahbonum yang berarti kebaikan. Bonum kemudian
mempunyai bentuk pengecilan bonellum yang kemudian dipendekkan
menjadi bellum, sehingga makna beuty berhubungan
dengan pengertian kebaikan.
Perlu diketahui pula bahwa secara
etimologis beauty berhubungan dengan benefit, yang
berarti bermanfaat dan berguna. Dalam bahasa Indonesia, kata indah selain
memiliki makna yang sama dengan kata beauty juga bermakna
peduli (akan), menaruh perhatian (terhadap). Oleh akrena itu, beberapa arti
atau dari istilah keindahan mengimplikasikan adanya perhatian dari subjek
terhadap objek. Makna yang dimaksud sangat dekat dengan pendaat Plato yang
menyatakan bahwa langkah pertama dalam memperoleh pemahaman mengenai keindahan
adalah mencintai atau memperhatikan.
Dalam arti luas, keindahan yang awalnya
dikembangkan oleh bangsa Yunani sebernarnya mengandung nilai kebaikan, para
filsuf Yunani mengungkapan bahwa keindahan mencakupi kebaikan yang diwujudkan
dalah media yang menyenangkan.
Sementara keindahan dalam arti estetis
murni menyangkut pengalaman estetis dari seseorang dalam hubungannya dengan
segala sesuatu yang diserapnya. Penyerapan tersebut bisa berupa visualisasi
menurut penglihatan, secara audial menurut pendengaran, dan juga secara
intelektual menurut keindahan. Dengan demikian, menikmati keindahan tidak hanya
soal melihatnya saja, tetapi juga memahami secara cermat, menyelami makna dalam
keindahan tersebut serta mengolahnya melalui kecerdasan intelektual yang
dimiliki manusia sebagai penikmat keindahan.
Bangsa Yunani sebagai bangsa yang
memulai mengembangkan teori tentang keindahan juga mengenal keindahan dalam
arti estetis atau estetika. Secara etimologis estetika berasal dari bahasa
Yunani aistheta. Semantara dalam bahasa Inggris disebut dengan asthetics atau esthetics yaitu
studi tentang keindahan. Orang yang menikmati keindahan disebut dengan aesthete,
sementara ahli keindahan disebut dengan aesthetician (Ratna,
2007:4).
Dalam sejarah kesusastraan Barat,
selama berabad-abad teori estetika didominasi oleh doktrin seni sebagai media
pengajaran bagi pembaca, seni meniru alam, seni meniru ciptaan Tuhan. Namun
dominasi tersebut mulai ditolak pada abad ke-19, pada masa Romantik yang
berpendapat bahwa estetika merupakan aspek kehidupan yang hadir secara mandiri,
bukan karena tiruan dan sebagainya.
3. Sifat
Keindahan
Ø Keindahan
itu kebenaran (bukan tiruan)
Ø Keindahan
itu abadi (tidak pernah dilupakan)
Ø Keindahan
mempunyai daya tarik (memikat perhatian orang, menyenangkan, tidak membosankan)
Ø Keindahan
itu universal (tidak terikat dengan selera perseorangan, waktu dan tempat)
Ø Keindahan
itu wajar (tidak berlebihan dan tidak pula kurang atau menurut apa adanya)
Ø Keindahan
itu kenikmatan (kesenangan yang memberikan kepuasan)
Ø Keindahan
itu kebiasaan (dilakukan berulang-ulang. Yang tidak biasa dan tidak indah namun
karena dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi biasa dan indah)
B.Keindahan
dan Kebudayaan
1. Hubungan
Dengan Kebudayaan
Budaya secara harfiah berasal dari bahasa
latin yaitu colere yang memiliki arti mengerjakan tanah, mengelolah, memelihara
ladang (menurut soerjanto Poespowardojo 1993). Selain itu budaya atau
kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia. Adapun menurut istilah kebudayaan
merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja karena kebudayaan tercipta
dari hasil rasa, karya, karsa dan cipta masnusia yang kesemuannya merupakan
sifat yang hanya ada pada manusia. Tak ada makhluk lain yang memiliki anugrah
yang itu sehingga kebudayaan merupakan sesuatu yang agung dan mahal.
2. Keindahan
Dalam Kebudayaan
Keindahan
dalam kebudayaan merupakan keindahan sebagai salah satu sifat manusia dalam
karya cipta manusia.
Didalam
kebudayaan apapun pasti memiliki nilai keindahan, karena di dalamnya memiliki
nilai estetika yang sangatlah enak dipandang, dan didalamnya kebudayaan
memiliki keindahn yang mewakili sifat-sifat dari keindahan tersebut.
Kebudayaan
sangat banyak jenisnya, ada yang mewakilu nilai-nilai Sosial, Spiritual,
Perjuanfan, Mata Pencaharian, Kesenian dan lain-lain. Dan biasanya orang-orang
banyak melihat keindahan yang ditampilkan melalui kesenian dari kebudayaan
tersebut, padahal dari jenis kebudayaan yang lain pun terdapat nilai-nilai
keindahan didalamnya.
Kebudayaan
merupakan suatu kekayaan yang sangat bernilai karena selain merupakan ciri khas
dari suatu daerah juga menjadi lambang dari kepribadian suatu bangsa atau
daerah. Serta kebudayaan merupakan suatu yang agung dan mahal, tentu saja
karena kebudayaan telah diciptakan dari hasil rasa, karya, kasra dan cipta
manusia yang kesempurnaannya merupakan sifat yang hanya ada pada manusia.
C.Keindahan dan Karya
cipta
1. Kontemplasi
dan Estansi
Keindahan
dapat dinikmati menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan
pada selera seni didukung oleh faktor kontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah
dasar dalam dirt manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah
dasar dalam din manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah. Apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia,
maka akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu
memikat atau menarik perhatian orang yang melihat, mendengar. Bentuk diluar
diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni
taii, seni sastra, seni drama dan film, atau berupa ciptaan Tuhan misalnya
pemandangan alam, bunga wama-wami, dan lain-lain.
APA
SEBAB MANUSIA MENCIPTAKAN KEINDAHAN ?
Keindahan
itu pada dasamya adalah alamiah. Alam ciptaan Tuhan. lru berarii bahwa
keindahan itu ciptaan Tuhan. Alamiah artinya wajar, tidak berlebihan tidak pula
kurang. Kalau pelukis melukis wanita lebih cantik dari keadaan sebcnamya,
justru tidak indah. Bila ada pemain drama yang berlebih-lebihan; misalnya marah
dengan meluap-luap padahal masalahnya kecil, atau karena kehilangan sesuatu
yang tidak berharga kemudiah menangis meraung-raung, itu berarti tidak indah.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan
dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau
kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral,
mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan
banyak lagi lainnya.
Tujuannya
tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan manusia, martabat manusia,
kegunaan bagi manusia secara kodrati. Berikut ini akan dicoba menguraikan
alasan/motivasi dan tujuan seniman menciptakan keindahan.
2. Keindahan,
Keserasian dan Kehalusan
Dalam
diri manusia terdapat faktor kontemplasi dari ekstasi, oleh karena itu
keindahan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Semua manusia
membutuhkan keindahan. Dalam keindahan tercermin unsure keserasian dan
kehalusan.
Keserasian adalah
kemampuan menata sesuatu yang dapat dinikmati orang lain karena indah.
Keserasian itu dikatakan indah karena cocok, sesuai, pantas, serta keterpaduan
beberapa kualitas.
Kehalusan
adalah kemampuan menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata, ataupun
cara berbusana yang menyenangkan, menarik perhatian, dan mengembirakan orang
lain. Kehalusan itu dikatakan indah karena lemah lembut, rendah hati, sopan
santun, baik budi bahasa, beradab, serta bermoral.
3. Kreatifitas
dan Karya Cipta
Keindahan
adalah bagian dari kehidupan manusia yang merupakan kebutuhan kodrat. Karena
itu, manusia berusaha menciptakan keindahan untuk memenuhi kebutuhan akan
keindahan, manusia beraktivitas menghasilkan karya cipta, karya cipta itu di
dasari dan di pengaruhi oleh pengalaman hidup atau oleh kenyataan yang terjadi
dalam masyarakat.
Tujuannya dapat
dilihat dari segi nilai kehidupan manusia dan manfaat bagi manusia secara
kodrat dan tujuan para penulis menciptakan keindahan dan sekaligus
mengungkapkan keburukan melalui karya cipta mereka :
A. Nilai dan System
nilai yang sudah usang
Nilai
dan system nilai budaya yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak
sesuai lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan kemajuan yang
merugikan dan mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya pingitan, kawin
paksa, derajat wanita lebih rendah dari pada pria, perbedaan perlakuaan antara
pria dan wanita, etnis yang satu lebih unggul dari pada etnis lain, dan
pembatasan hak-hak suatu kelompok.
B. Kemerosotan Moral
Keadaan
yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai oleh kemerosotan moral.
Hal ini dapat diketahui dari tingkah laku dan perbuatan manusia bejat terutama
dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual dipenuhi tanpa menghiraukan
ketentuan hukum dan agama serta moral masyarakat.
C. Penderitaan
Manusia
Banyak
faktor yang menyebabkan manusia menderita. Akan tetapi, yang paling menentukan
adalah faktor manusia itu sendri. Manusialah yang menyebabkan manusia lain
menderita karna nafsu kekuasaan, keserakahan, ketidak hati-hatian, dan
sebagainya. Dimana-mana terjadi pemberontakan, perang, kecelakaan, kelaparan,
dan keracunan yang menimbulkan banyak korban tak berdosa.
D. diskriminasi atau
asal usul
Semua
manusia diciptakan sama dan diberikan oleh penciptanya dengan hak-hak asasi
yang sama pula. Akan tetapi, dalam kehidupan bernegara atau berpolitik, manusia
memperoleh perlakuan yang berbada karna asal usul atau etnisnya berlainan.
E. keagungan Tuhan
Keagungan
tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteratuan alam semesta serta
kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak ciptaan
tuhan. Manusia hanya dapat meniru keindahan ciptaan tuhan, tetapi
seindah-indahnya tiruan terhadap ciptaan tuhan, tidak akan seindah ciptaan
tuhan itu sendri.
4. Pengaruh
Keindahan Pada Jiwa Manusia
Pengaruh
atau peran dari keindahan yang mempunyai daya tarik yang sangat kuat
mengakibatkan berubahnya situasi dan kondisi pada diri manusia, dampak dari
keindahan dapat sangat dirasakan oleh manusia, keindahan bisa mengubah suasana
yang tidak nyaman bisa menjadi nyaman, dapat menghilangkan galau, bahkan dengan
seringnya kita melihat keindahan maka kesehatan jiwa kita akan sangat bagus,
bahkan sugestinya baik pada tubuh dan psikologis kita.
Maka
dari itu kita sangat membutuhkan keindahan, melalui apapun itu bentuknya yang
paling bagus dari yang saya rasakan adalah keindahan alam dan keindahan lain
yang paling memberikan dampak signifikan bagi fikiran saya.
Membedakan nilai ekstrinsik dan nilai intrinsik
Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan nilai obyektif. Atau ada yang membedakan nilai perseorangan dan nilai kemasyarakatan. Tetapi penggolongan yang penting adalah nilai instrinsik dan nilai ekstrinsik. Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya ( instrumental/contributory) yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Nilai instrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, yaitu sebagai sesuatu tujuan, atau demi kepentingan benda itu sendiri. Sebagai contoh : Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai instrinsik. Tarian damarwulan Minakjinggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang pesan yang ingin disampaikan oleh tarian itu ialah kebaikan melawan kejahatan merupakan nilai instrinsik.
Pengertian tentang kontemplasi dan ekstansi.
Keindahan dapat dinikmati
menurut selera seni dan selera biasa. Keindahan yang didasarkan pada selera
seni didukung oleh fakta kekontemplasi dan ekstansi. Kontemplasi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah. Ekstansi adalah dasar
dalam diri manusia untuk menyatakan, merasa, dan menikmati sesuatu yang indah.
apabila kedua dasar ini dihubungkan dengan bentuk di luar diri manusia, maka
akan terjadi penilaian bahwa sesuatu itu indah. Sesuatu yang indah itu memikat
atau menarik perhatian orang yang melihat, atau pun mendengar. Bentuk di luar
diri manusia itu berupa karya budaya yaitu karya seni lukis, seni suara, seni
tari, seni sastra, seni drama dan film atau berupa ciptaan Tuhan, misalnya
pemandangan alam, bunga warna-warni dan lain sebagainya.
Apabila kontemplasi dan
ekstansi itu dihubungkan dengan kreativitas, maka kotemplasi itu adalah faktor
pendorong untuk menciptakan keindahan. Sedangkan ekstansi itu merupakan faktor
pendorong untuk merasakan menikmati keindahan karena derajat kontemplasi dan
ekstansi itu berbeda-beda antara setiap manusia, maka tanggapan terhadap
keindahan karya seni juga berbeda-beda. Mungkin orang yang satu mengatakan
karya seni itu indah, tetapi orang lain mengatakan karya seni itu tidak atau
kurang indah. Karena selera seni berlainan. Bagi seorang seniman selera seni
lebih dominan dibandingkan dengan orang bukan seniman. Bagi orang bukan
seniman, mungkin kata ekstansi lebih menonjol. Jadi, ia lebih suka menikmati
karya seni daripada menciptakan karya seni. Dengan kata lain, ia hanya mampu
menikmati keindahan tetapi tidak mampu menciptakan keindahan
Menyebutkan Teori-teori dalam
renungan
Renungan berasal dari kata renung,
merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu
dengan dalam – dalam. Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk
menciptakan seni. Dalam merenung, ada beberapa teori antara lain : teori
pengungkapan, teori metafisik dan teori psikologis.
Kata keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
Kata keindahan berasal dari suku kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok, molek dan sebagainya. Benda yang mempunyai sifat indah ialah segala hasil seni, (meskipun tidak semua hasil seni indah, pemandangan alam (pantai, pegunungan, danau, bunga-bunga di lereng gunung), manusia (wajah, mata, bibir, hidung, rambut, kaki, tubuh), rumah (halaman, tanaman, perabot rumah tangga dan sebagainya), suara, warna dan sebagainya. Keindahan adalah identik dengan kebenaran.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis Besar Estetik” (Filsafat Keindahan) dalam bahasa Inggris keindahan itu diterjemahkan dengan kata “beautiful”, Perancis “beau”, Italia dan Spanyol “bello”, kata-kata itu berasal dari- bahasa Latin “bellum”. Akar katanya adalah ”bonum” yang berarti kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi’ ”bonellum” dan terakhir dipendekkan sehingga ditulis “bellum”.
Selain itu menurut luasnya dibedakan pengertian:
1. Keindahan dalam arti luas.
Selanjutnya The Liang Gie menjelaskan.bahwa keindahan dalam arti luas mengandung
pengertian ide kebaikan. Misalnya Plato menyebut watak yang indah dan hukum
yang indah, sedangkan Aristoteles merumuskan keindahan sebagai sesuatu yang
baik dan juga menyenangkan.
. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
• keindahan seni
• keindahan alam
• keindahan moral
• keindahan intelektual.
. Jadi pengertian yang seluas-Iuasnya meliputi :
• keindahan seni
• keindahan alam
• keindahan moral
• keindahan intelektual.
2. Keindahan dalam arti estetik murni.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Keindahan dalam arti estetik murni menyangkut pengalaman estetik seorang dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
3. Keindahan dalam arti terbatas dalam
hubungannya dengan penglihatan.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
Keindahan dalam arti yang terbatas, mempunyai arti yang lebih disempitkan sehingga hanya menyangkut bendabenda yang dapat -diserap dengan penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. keindahan tersusun dari berbagai keselarasan dan kebalikan dari garis, warna, bentuk, nada, dan kata-kata. Ada pula yang berpendapat bahwa keindahan adalah suatu kumpulan hubungan-hubungan yang selaras dalam suatu benda dan di antara benda itu dengan si pengarnat.
b.
Nilai estetik
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
‘”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
* Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
* Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai moral, nilai ekonomi, nilai pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai estetik. Dalam ”Dictionary of Sociology and Related Science” diberikan rumusan tentang nilai sebagai berikut :
‘”The believed Capacity of any object to saticgy a human desire. The Quality of any object which causes it be of interest to an individual or a group” (Kemampuan yang dianggap ada pada suatu benda yang dapat memuaskan keinginan manusia. Sifat dari suatu benda yang menarik minat seseorang atau suatu kelompok).
Hal itu berarti, bahwa nilai adalah semata-mata adalah realita psikologi yang harus dibedakan secara tegas dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada hendaknya itu sendiri. Nilai itu (oleh orang) dianggap terdapat pada suatu benda sampai terbukti letak kebenarannya.
Nilai itu ada yang membedakan antara nilai subyektif dan obyektif,Tetapi penggolongan yang penting ialah:
* Nilai ekstrinsik
Nilai ekstrinsik adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal lainnya (”instrumental! Contributory value”), yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu contohnya puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu disebut nilai ekstrinsik
* Nilai intrinsik
Nilai intrinsik adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan, ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai intrinsik .
B. Pengelompokan-pengelompokan pengert ian keindahan
dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1. Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa menyenangkan bagi yang melihat (Tolstoy);
2. Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3. Yang
indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah. Keindahan
harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa
dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4.
Keindahan dapat terlepas sama sekali dari kebaikan (Winehelmann).
5. Yang
indah adalah yang memiliki proporsi yang harmonis. Karena proporsi yang
harmonis itu nyata, maka keindahan itu dapat disamakan dengan kebaikan. Jadi,
yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah yang baik (Shaftesbury). .
6.
Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa senang (Hume).
7. Yang
indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang
dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang
menyenangkan (Hemsterhuis)
Kontemplasi dan Ekstansi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah yang merupakan suatu proses bermeditasi merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam untuk mencari nilai-nilai, makna, manfaat dan tujuan atau niat suatu hasil penciptaan.
Ekstansi adalah dasar dalam diri manusia untuk menyatakan, merasakan dan menikmati sesuatu yang indah.
Manusia menciptakan berbagai macam peralatan untuk memecahkan rahasia gejala alami tersebut. Semuanya ini dilakukan dan hanya bisa terjadi berdasarkan resep atau pemikiran pendahuluan yang dihasilkan oleh kontemplasi. Siklus kehidupan manusia dalam lingkup pandangan ini menunjukkan bahwa kontemplasi selain sebagai tujuan juga sebagai cara atau jalan mencari keserba sempurnaan kehidupan manusia.
Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan,Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran, dan seimbang.Keserasian merupakan bagian atau yang dapat mewujudkan keindahan. Keserasian mengandung unsur pengertian perpaduan , pertentangan, ukuran dan seimbang.Perpaduan misalnya : Lagu atau nyanyian-nyanyian merupakan unsur pertentangan antara suara tinggi-rendah, panjang-pendek, keras-halus yang terpadu begitu rupa sehingga telinga kita dibuat asyik mendengarkan dan hati kita pun merasa puas, tetapi apabila dalam keasyikan itu tiba-tiba terdengar suara yang sumbang kita pun tentunya akan merasa kecewa dalam hal lagu irama yang indah merupakan pertentangan yang serasi.
Teori estetika keindahan adalah Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
1.Kelompok
yang berpendapat bahwa keindahan itu subjektif adanya.
Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
Yakni karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam pikirannya sendiri. Barangkali pernah juga kita dengar pepatah “Des Gustibus Non Est Disputandum” selera keindahan tak bisa diperdebatkan.
2.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan objektif adanya.
Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
Yakni karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek, artinya seekor kupu-kupu memang lebih indah dari pada seekor lalat hijau.
3.
Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara yang
subjektif dan yang objektif.
Artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.
H. C Wyatt meneliti alasan-alasan yang biasa diberikan orang apabila mereka mengatakan sesuatu itu indah, dan ia menemukan bahwa banyak sekali orang menganggap sesuatu itu indah karena menyebabkan ia bersosialisasi pada suatu yang pernah mengharukannya dahulu, harapan-harapannya dan seterusnya. Ia menganggap alasan-alasan ini sebagai alasan-alasan non estetik.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar