a. Kelompok dan Teamwork
I. I. PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK
PENGERTIAN
KELOMPOK MENURUT BEBERAPA AHLI :
1.Menurut Homans (1950) : kelompok adalah sejumlah individu
berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya
tidak terlalu banyak, sehingga tiap orang dapat berkomunikasi dengan semua
anggota secara langsung.
2.Menurut Merton, kelompok merupakan sekelompok orang yang
saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan, sedangkan kolektiva
merupakan orang yang mempunyai rasa solidaritas karena berbagai niai bersama
dan yang telah memiliki rasa kewajiban moral untuk menjalankan harapan peran.
3.Menurut Achmad S. Ruky, Kelompok adalah sejumlah orang
yang berhubungan (berinteraksi) antara satu dan yang lainnya, yang secara
psikologis sadar akan kehadiran yang lain dan yang menganggap diri mereka
sebagai suatu kelompok.
KARAKTERISTIK
KELOMPOK
Ada dua karakteristik yang melekat
pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang akan dibahas dalam tulisan ini
adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang
bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada
tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma
sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma
prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi,
seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.
Karakteristik
Kelompok:
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
2. Adanya interaksi yang terus menerus
3. Adanya pengembangan identitas kelompok
4. Adanya norma – norma kelompok
5. Adanya diferensiasi peran
6. Peran yang saling tergantung
7. Produktivitas bertambah atau meningkat
8. Saling membagi tujuan yang sama
Beberapa ahli mengatakan bahwa dalam suatu kelompok terdapat ciri – ciri, yaitu :
1. Terdiri dari 2 orang atau lebih
2. Adanya interaksi yang terus menerus
3. Adanya pengembangan identitas kelompok
4. Adanya norma – norma kelompok
5. Adanya diferensiasi peran
6. Peran yang saling tergantung
7. Produktivitas bertambah atau meningkat
8. Saling membagi tujuan yang sama
II. II. TAHAPAN PEMBENTUKAN KELOMPOK
Model pembentukan suatu kelompok
pertama kali diajukan oleh Bruce Tackman (1965). Teori ini dikenal sebagai
salah satu teori pembentukan kelompok yang terbaik dan menghasilkan banyak
ide-ide lain setelah kosep ini dicetuskan.
Tahap
1 – Forming
Pada tahap ini kelompok baru saja dibentuk dan diberikan tugas. Anggota kelompok cenderung untuk bekerja sendiri dan walaupun memiliki itikad baik namun mereka belum saling mengenal dan belum saling percaya.
Tahap
2 – Storming
Kelompok mulai mengembangkan ide-ide berhubungan dengan tugas-tugas yang mereka hadapi. Mereka membahas isu-isu semacam masalah yang harus mereka selesaikan. Anggota kelompok saling terbuka dan mengkonfrontasi ide-ide dan perspektif mereka masing-masing. Pada beberapa kasus, tahap storming cepat selesai. Namun ada pula yang mandenk pada tahap ini.
Tahap
3 – Norming
Terdapat kesepakatan dan konsensus antara anggota kelompok. Peranan dan tanggung jawab telah jelas. Anggota kelompok mulai dapat mempercayai satu sama lain seiring dengan mereka melihat kontribusi masing-masing anggota untuk kelompok.
Tahap
4 – Performing
Kelompok dalam tahap ini dapat menyelesaikan pekerjaan dengan lancar dan efektif tanpa ada konflik yang tidak perlu dan supervisi eksternal. Anggota kelompok saling bergantung satu sama lainnya dan mereka saling respect dalam berkomunikasi.
Tahap
5 – Adjourning dan Transforming
Tahap dimana proyek berakhir dan kelompok membubarkan diri. Kelompok bisa saja kembali pada tahap mana pun ketika mereka mengalami perubahan.
III. III. KEKUATAN
TEAM WORK
Teamwork
adalah "pekerjaan yang dilakukan oleh beberapa asosiasi dengan
masing-masing melakukan bagian tetapi semua mensubordinasi keunggulan pribadi
untuk efisiensi keseluruhan".
Dalam
teknik akuntansi lingkungan bisnis dapat digunakan untuk memberikan tindakan
keuangan manfaat kerja sama tim yang berguna untuk membenarkan konsep.
Teamwork semakin dianjurkan oleh pembuat kebijakan perawatan kesehatan
sebagai sarana menjamin kualitas dan keamanan dalam pengiriman layanan, sebuah
komite dari Institute of Medicine merekomendasikan pada tahun 2000 bahwa
program keselamatan pasien "mendirikan program pelatihan tim
interdisipliner bagi penyedia yang menggabungkan metode terbukti pelatihan tim,
seperti simulasi."
Dalam
perawatan kesehatan, analisis konsep sistematis pada tahun 2008 menyimpulkan
kerja sama tim untuk menjadi "sebuah proses dinamis yang melibatkan dua
atau lebih profesional kesehatan dengan latar belakang pelengkap dan
keterampilan, berbagi tujuan kesehatan umum dan berolahraga upaya fisik dan
mental bersama dalam menilai, merencanakan, atau mengevaluasi perawatan pasien
. " Di tempat lain kerja sama tim didefinisikan sebagai"
perilaku-perilaku yang memfasilitasi interaksi anggota tim yang efektif,
"dengan" tim "didefinisikan sebagai" sekelompok dua atau
lebih individu yang melakukan beberapa tugas yang terkait dengan pekerjaan,
berinteraksi satu sama lain secara dinamis, memiliki masa lalu bersama,
memiliki berbagi masa mendatang, dan berbagi nasib yang sama "[definisi
lain untuk kerja sama tim yang diusulkan pada tahun 2008 adalah" komponen
saling tergantung kinerja yang diperlukan untuk secara efektif
mengkoordinasikan kinerja beberapa individu. ", seperti itu, kerja sama
tim" bersarang di dalam "konsep yang lebih luas dari kinerja tim yang
juga termasuk tingkat-individu taskwork . A 2012 tinjauan literatur
akademik menemukan bahwa kata" kerja tim "telah digunakan"
sebagai mencakup semuanya untuk merujuk pada sejumlah proses perilaku dan
negara muncul. "
Manfaat Teamwork
Pemecahan
masalah: Sebuah otak tunggal tidak dapat memantul ide yang berbeda dari satu
sama lain. Setiap anggota tim memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi sama
dan menawarkan perspektif unik mereka terhadap masalah untuk sampai pada solusi
terbaik. Teamwork dapat menyebabkan keputusan yang lebih baik, produk, atau
jasa. Kualitas kerja tim dapat diukur dengan menganalisis enam komponen berikut
kolaborasi antara anggota tim:. Komunikasi, koordinasi, keseimbangan kontribusi
anggota, saling mendukung, usaha, dan kohesi Dalam satu studi, kerja tim
kualitas yang diukur dengan cara ini berkorelasi dengan kinerja tim di bidang
efektivitas (yaitu, menghasilkan kualitas kerja yang tinggi) dan efisiensi
(yaitu, jadwal pertemuan dan anggaran) A 2008 meta-analisis juga
menemukan hubungan antara kerja tim dan keefektifan tim.
Menyelesaikan
tugas-tugas lebih cepat: Satu orang mengambil beberapa tugas tidak akan bisa
tampil di kecepatan yang sama sebagai sebuah tim bisa. Ketika orang bekerja
bersama-sama mereka dapat menyelesaikan tugas-tugas lebih cepat dengan membagi
pekerjaan kepada orang-orang dari kemampuan dan pengetahuan yang berbeda.
Persaingan
yang sehat: Sebuah persaingan yang sehat dalam kelompok dapat digunakan untuk
memotivasi individu dan membantu tim unggul.
Mengembangkan
Hubungan: Sebuah tim yang terus bekerja sama akhirnya akan mengembangkan
peningkatan tingkat ikatan. Hal ini dapat membantu orang menghindari konflik
yang tidak perlu karena mereka telah menjadi akrab satu sama lain melalui kerja
tim. Peringkat anggota tim kepuasan mereka dengan tim berkorelasi dengan
tingkat proses kerja tim ini.
Setiap
orang memiliki kualitas yang unik: Setiap anggota tim dapat menawarkan
pengetahuan yang unik dan kemampuan untuk membantu meningkatkan anggota tim
lainnya. Melalui kerja tim berbagi kualitas ini akan memungkinkan anggota tim
untuk menjadi lebih produktif di masa depan.
Dalam kesehatan: kerja
sama tim dikaitkan dengan peningkatan keselamatan pasien.
JENIS TIM
a. Tim Formal
Tim
formal diciptakan oleh organisasi sebagai bagian dari struktur formal
organisasi. Dua jenis tim formal yang paling umum adalah tim vertikal dan tim
horizontal.
b. Tim Vertikal
Tim
vertikal terdiri dari seorang manajer dan para bawahannya dalam rantai komando
formal. Terkadang tim ini disebut tim fungsional atau tim
komando. Setiap tim diciptakan oleh organisasi untuk mencapai tujuan –
tujuan tertentu lewat aktifitas dan interaksi bersama para anggota.
c. Tim Horizontal
Tim
horizontal terdiri atas karyawan – karyawan dari tingkat hierarkis yang hamper
sama, tetapi dari bidang keahlian yang berbeda. Dua jenis tim horizontal yang
paling umum adalah angkatan tugas dan komite.
Tips Bagaimana
Membuat Tim yang Solid :
Pertama, tentukan visi
bersama yang mau dicapai.
Langkah
pertama ini adalah langkah yang terpenting. Tanpa adanya penentuan sasaran atau
visi, ini akan membuat apa yang dikerjakan menjadi tidak terarah bahakan akan
menjadi salah sasaran. Untuk itu, cobalah luangkan waktu terlebih dahulu untuk
mengetahui apa yang sebenarnya menjadi visi yang mau dicapai.
Kedua, selalu ingatkan
akan visi bersama yang mau dicapai.
Visi
tidak hanya bisa dicapai dengan satu kali set lalu selesai. Survei membuktikan,
kalau visi secara terus – menerus diingatkan dalam waktu yang berkala, pasti
visi itu akan lebih mudah dicapai. Mengapa? Karena saat sudah mulai bergeser
tindakan yang mau diraih saat mengejar pencapaian visi tersebut, dengan visi
yang diingatkan kembali secara berkala akan membuat kita mengarahkan kembali ke
visi yang sudah ditentukan di awal.
Ketiga, dukung untuk
terjadinya kerjasama untuk pencapaian visi.
Sebagai
superior / leader, teruslah memberikan dukungan terhadap tim untuk saling
bekerja sama mencapai visi. Ingatkan bahwa benefit yang akan dinikmati juga
akan dinikmati bersama kelak. Jika kita sendiri adalah pemain timnya, maka
dukunglah apa yang sudah ditentukan oleh leader kita, dukung juga rekan yang
lainnya untuk bisa saling membantu dalam proses pencapaian visi tersebut.
SUMBER :
http://erlanggaba.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-kerjasama-dan-kekuatan-team.html
https://duniatugasasri.wordpress.com/2013/06/11/pengertian-dan-karakteristik-kelompok/
0 komentar:
Posting Komentar